003-2025
2012 lalu saya berlangganan TV satelit kemudian ada salah satu episode National Geographic yang menjelaskan terkait dimensi. 1-dimensi adalah titik yang hanya bisa ke samping, 2-dimensi hanya mengenal sumbu x dan y yang hanya bisa bergerak maju-mundur dan ke samping tapi nggak bisa ke atas, dan 3-dimensi bergerak ke atas-bawah, kiri-kanan, dan maju-mundur. Kemudian, apa jadinya jika kita berada di 4-dimensi?
Pertama, kita tidak tahu sumbu dimensi yang ke-4 itu apa. Ada yang bilang waktu. Bisa jadi. Tapi bisa jadi sesuatu yang lain yang entah itu apa. Masalahnya gini, dimensi di bawah kita tidak akan tahu bentuk dimensi di atasnya seperti apa, namun dimensi di atas kita tahu dan bisa mengontrol dimensi di bawahnya. Artinya dimensi di bawah kita tidak tahu apa itu sumbu-z dan apa yang terjadi di dimensi atas mereka.
Di sisi lain, dimensi di atas kita bisa dalam perwujudan apapun jika diproyeksikan ke dimensi bawah kita. Contohnya, saat kita memproyeksikan bayangan kita ke dua dimensi, kita bisa merepresentasikannya ke bentuk samping badan kita, atau depan badan kita, atau hanya bulatan saja jika kita memproyeksikan dari atas. Sama halnya dengan proyeksi mercator dari bentuk 3-dimensi bumi menjadi 2-dimensi bentuk peta. Walaupun saat proyeksi down-sizing kita dari 3-dimensi ke 2-dimensi kehilangan informasi, tapi wujud dimensi itu tetap eksis.
Kedua, jika memang dimensi ke-4 itu adalah waktu, maka konsekuensinya kita dapat bergerak maju dan mundur melintasi waktu. Tidak hanya itu, kita bisa ada di manapun dan kapan pun. 1 wujud kita bisa berada di masa lalu, di masa depan, dan di masa sekarang. Omnipresent! Jika dimensi yang ke-4 ini adalah waktu, maka aliran waktu menjadi obsolete, menjadi ilusi saja, dan tidak relevan lagi karena baik itu masa lalu, sekarang, dan masa depan itu tidak ada, karena waktu itu sudah diciptakan sebagai sumbu ke 4 jadi dia sudah ada sebagaimana ruangan yang di dimensi-3 ada. Begitu penjelasan NatGeo waktu itu yang membuat saya tercengang.

Garis Waktu (Loki)
Awalnya memang susah untuk dicerna kenapa masa lalu, sekarang, dan masa depan itu sudah ada, dan mahluk dimensi-4 bisa omnipresent. Tapi waktu itu NatGeo menjelaskannya jika kita berada di luar garis waktu, kita bisa berdiri di mana saja dan kapan saja. Sama halnya dengan buku komik yang 2-dimensi, kita bisa melihat semuanya dari awal sampai dengan akhir bagaimana tokoh kita dalam buku itu. Kita berada di episode awal, tengah, dan semua episode buku itu. Artinya, semuanya sudah diciptakan dari awal dan akhir, sudah ditentukan jalannya cerita yang ada. Mengambil analogi tersebut, maka sejak big-bang sampai dengan ujung waktu nanti, alur waktu kita sudah ditentukan chapter dan episodenya. Seperti itu lah kira-kira jika kita di dimensi ke-4 bisa berbuat sesukanya.
Kemudian saya ingat sesuatu. Tentang konsep Qada dan Qadar. Semuanya sudah ditentukan dan telah ada.
“Sesungguhnya, yang pertama kali diciptakan Allah SWT adalah qalam. Selanjutnya, Allah berfirman: ‘Tulislah!’ Qalam menjawab: ‘Tuhanku, apa yang harus aku tulis?’Tulislah takdir (ketentuan) segala sesuatu hingga datangnya hari Kiamat.”
“Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Se-andainya aku melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian. ‘ Tetapi ucapkanlah, ‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi’… .” (HR. Muslim, no. 2664)
“Sesungguhnya Allah telah menciptakan takdir-takdir seluruh makhluk lima puluh tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim No. 2653)
Kemudian saya ingat juga tentang Allah yang Omnipresent. Allah Itu dekat. Dia ada Al-Arsy.
Kemudian saya juga ingat bahwa nabi Muhammad bertemu Allah dengan beliau mengizinkan membuka tabir-nya dan tidak mengizinkan Jibril memasukinya. Di makna lain, makhluk 3-dimensi ini tidak bisa memang menembus dimensi ke-4 atau atasnya karena memang badan kita atau material kita tidak didesign untuk itu. Badan kita akan berantakan, atom kita akan memiliki sifat yang tidak sebagaimana mestinya dan kalau penyusun badan kita kacau, bubarlah badan kita. Kecuali. Ya kecuali, jika yang mendesign kita mengizinkan hal tersebut. Sama halnya gambar 2-dimensi Macan yang tidak akan bisa survive kalau tidak tidak disupport dengan sumbu ke-3. Cat lukisan macam itu akan bubar tidak berbentuk.
Satu lagi, nabi Muhammad itu tidak berbohong dan berhalusinasi ketika beliau bilang saat Miras beliau telah ke langit, karena yang beliau umpamakan bumi itu seperti seperti cincin yang dibuang di padang pasir memang bisa kita lihat sekarang.
Dengan pemahaman dimensi tersebut, maka kita memang terjebak di ruangan 3-dimensi ini dan Allah itu bisa jadi eksis di luar pemahamam kita dengan singgasananya Arsy di luar dimensi ini. Bisa jadi tidak di 4-dimensi. Bisa jadi juga kata “langit” yang dimaksud bukanlah penggambaran langit yang ada di atas sekarang, tetapi hal di luar bubble semesta kita, mungkin juga dimensi. Bisa jadi. Bahkan Allah pun bersabda beliau tidak bisa dilihat. Mahluk 3-dimensi ini tidak bisa melihat dimensi di atasnya kecuali dibukakan tabir itu.
All-in-all, Allah yang menciptakan semua ini dari awal dan akhir. Beliau adalah singular, eka, atau satu. Allah juga yang mengatur semuanya.
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
Leave a Reply