009-2025
Sampai sekarang saya bingung perihal doa. Di satu sisi, iblis yang durhaka dikabulkan doanya, dan doa ini ultimate sekali yaitu panjang umur sampai ujung waktu.
Tetapi di sisi lain, orang-orang soleh dan para nabi diuji begitu lama dalam berdoa. Nabi Zakariya berdoa begitu lama sampai dia tua dan beruban namun baru dikabulkan saat beliau sudah tua. Doa yang begitu sederhana yaitu meminta penerus:

Kemudian di lain hal ada doa yang dikabulkan sangat berliku, namun akhirnya menemukan jalannya, tetapi di lain hal ada doa yang dikabulkan instan.
Sama halnya dengan doa, rezeki juga menjadi rahasia Allah. Rezeki tidak bergantung dari usaha manusia, kepintarannya, perilakunya, atau kegigihannya, tetapi rezeki itu benar-benar diberi Allah. Kalau oleh usahanya, pastinya pengusaha-pengusaha itu paling kaya semuanya. Kalau dari kepintaran pasti para profesor menjadi bilioner. Kalau dari perilakunya, para ustad itu kaya raya semua. Kalau dari kegigihannya pastinya pekerja keras paling kaya. Tapi rezeki itu jadi rahasia Allah dan hanya jika dia mengizinkan rezeki itu dibuka, barulah orang tersebut menjadi kaya.
Saya pikir doa juga demikian. Doa itu suka-suka Allah. Sekelas Nabi saja berdoa lama baru dikabulkan saat sudah menua. Iblis pun berdoa atau meminta. Kita manusia biasa itu hanya bisa merendah. Lebih sombong dari iblis kalau kita tidak berdoa.
Leave a Reply